Rabu, 23 Februari 2011

kebahagian dan kesenangan

Manusia hidup di dunia ini pastilah berburu kebahagiaan dunia akhirat. Dalam profesi atau keadaan yang bagaimanapun di kedalaman hati manusia pastilah berburu bahagia. Mereka memburu kaya atau pasangan yang istimewa (dengan ketampanan suami atau kecantikan isteri). Bila ditarik benang merah pastilah kebahagiaan yang mereka buru.
Namun sebagaimana bisa kita bisa baca dalam dalam website ini, Syaikhina KHA. Masduqi Machfudz menyatakan bahwa betapapun jenius, brilian dan kecerdasan dari akal pikiran, ternyata manusia memiliki tiga macam kelemahan pokok yang tidak dapat dipecahkan oleh akal pikiran itu sendiri. Tiga kelemahan pokok tersebut adalah:
  • Akal pikiran itu tidak dapat mengetahui hakekat kebenaran. Buktinya ialah banyak teori kebenaran yang dikemukakan oleh para ahli filsafat yang berbeda-beda antara teori yang satu dengan yang lain, padahal kita tahu dengan pasti bahwa kebenaran yang sejati hanyalah satu.
  • Akal pikiran itu tidak dapat mengetahui letak dan hakekat kebahagiaan hidup. Buktinya ialah bahwa seringkali sesuatu yang dibayangkan oleh seseorang akan dapat membahagiakan hidupnya sehingga dia mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan dana yang ada padanya. Namun setelah tercapai ternyata malah membawa kesengsaraan hidup yang berkepanjangan.
  • Akal pikiran itu tidak dapat mengetahui asal muasal manusia. Artinya meskipun akal pikiran itu sangat cerdas, jenius, dan brilian, ternyata tidak dapat menjawab tujuh macam pertanyaan berikut:
    1. Dari mana manusia itu datang sebelum hidup di dunia ini?
    2. Mengapa manusia itu harus hidup di dunia ini?
    3. Siapa gerangan yang menghendaki kehidupan manusia di dunia ini?
    4. Untuk apa manusia hidup di dunia ini?
    5. Mengapa setelah manusia terlanjur senang hidup di dunia dia harus mati?
      Padahal tidak ada seorangpun yang senang mati.
    6. Siapa gerangan yang menghendaki kematian manusia?
    7. Ke mana nyawa manusia setelah mati dan bangkainya dikubur?
Ketiga macam kelemahan akal pikiran manusia tersebut di atas adalah bukti yang nyata bahwa manusia mutlak memerlukan petunjuk yang dapat mengatasi ketiga kelemahan akal tersebut dan yang dapat memberikan bimbingan kepada manusia agar hidupnya di dunia ini dapat memiliki ketenangan dan ketentraman jiwa yang menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup.
Petunjuk tersebut dikenal dengan nama agama, yang berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa India kuno), yang berarti:
  • a = tidak,
  • gama = kacau.
Jadi yang dimaksud dengan agama adalah peraturan-peraturan yang dipergunakan untuk mengatur manusia agar hidupnya di dunia ini tidak kacau.
Rasulullah SAW sang pembawa ajaran agama Islam bersabda:
"Dari Ibn Asaakir. Ada empat kunci kebahagiaan bagi seseorang muslim, yaitu mempunyai isteri yang salehah, anak-anak yang baik, lingkungan yang baik dan pekerjaan yang tetap di negerinya sendiri." HR Dailami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar